PERILAKU
KESEHATAN
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah sosiologi
Disusun oleh kelompok 2 :
1.
Bunga
Sofie A. (11-03714-0527) 7.
Ferdian Tri H (11-03714-0537)
2.
Desi
Indriana P. (11-03714-0530) 8.
Fitriatul MZ (11-03714-0538)
3.
Destira Ajeng L (10-03714-0429) 9. Floresia Dibya (11-03714-0539)
4.
Dita
Aprilia (11-03714-0532) 10.
Ika Novita S (11-03714-0542)
5.
Efendi
(11-03714-0534) 11.
Imam Maksum (11-03714-0544)
6.
Eka
Pandu F. (11-03714-0535) 12.
Iradatul H (11-03714-0545)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN AJARAN 2011 - 2012
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah YME karena dengan rahmat dan hidayahnyalah kita semua dalam
keadaan sehat walafiat, sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada
nabi besar Muhammad SAW, karena beliaulah yang membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman terang menderang seperti yang saat ini kita rasakan.
Ucapan
terimakasih juga penulis ucapkan kepada :
1. Yuana
Dwi Agustin, S.KM, M.Kes selaku kepala prodi DIII keperawatan Universitas
Bondowoso
2. Zaqi
Novel, SKM selaku dosen pembimbing
3. Kholid
Rosydi MN, S.kep.Ns selaku wali kelas
4. Dan
semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini
penulis
sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kesalahan dan kekurangan
oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat menjadi lebih baik
Bondowoso, 22 maret 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul………………………………………………………………...
Kata Pengantar………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………
BAB I PENDAULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………...
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian................................................................................................. 4
2.2 Faktor
– faktor penentu perilaku.............................................................. 5
2.3 Upaya
perubahan perilaku kesehatan....................................................... 9
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………
|
i
ii
iii
1
1
2
3
6
7
9
9
10
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan ,
baik kesehatan individu maupunkelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang
sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana
kegiatan tersebut bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh
faktor – faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitandalam proses
perubahan perilaku itu sendiri.
Perilaku dari pandangan biologis
merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi
perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup
berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal
seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah
suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud
dengan perilaku kesehatan?
2.
Apa faktor – faktor
penentu perilaku?
3.
Bagaimana upaya
perubahan perilaku kesehatan?
4.
Apa saja teori –
teori perilaku kesehatan dan perubahannya?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
untuk memenuhi tugas sosiologi
2.
untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
3.
untuk memotivasi pembaca agar menerapkan hidup bersih
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis
merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi
perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas
mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan
internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Skinner ( 1933 ) mengemukakan bahwa
perilaku merupakan hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon. Ia
membedakan adanya dua stimulus :
1)
Respondent response atau reflektife response ialah
respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini
disebut elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap
misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat
menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah dan
lain sebagainya.
2)
Operant response atau instrumental response ialah
respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu .
Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena
perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh
sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat perilaku yang sudah
dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah melakukan
suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat belajar
atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang
diberikannya akan lebih intensif dan kuat.
Di dalam kehidupan sehari – hari respon
yang pertama sangat terbatas keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang
pasti antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk memodifikasinya
sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon yang kedua
merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk
memodifikasinya sangat besar.
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah
suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci
perilaku kesehatan mencakup :
1)
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu
bagaimana manusia merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan
sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat
pencegahan penyakit
a)
Perilaku sehubungan
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan makanan bergizi,
dan olahraga.
b)
Perilaku pencegahan
penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian imunisasi.
Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
c)
Perilaku sehubungan
dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri,
pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas kesehatan
tradisional.
d)
Perilaku sehubungan
dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya melakukan
diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.
2)
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan.
Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
petugas kesehatan dan obat – obat.
3)
Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup
pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur
yang terkandung di dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya
sehubungan dengan tubuh kita.
4)
Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah
respon seseorang terhadap lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan
manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.
Dari batasan ini perilaku kesehatan
dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:
1)
Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan (health maintenance)
Adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu
perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
a)
Perilaku pencegahan
penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan
bilamana telah sembuh dari penyakit.
b)
Perilaku peningkatan
kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c)
Perilaku gizi (makanan
dan minuman).
2)
Perilaku Pencarian dan
Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Sering disebut
Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya
atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau
perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
3)
Perilaku Kesehatan
Lingkungan
Adalah
bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang
perilaku kesehatan ini.
a)
Perilaku hidup sehat
.Adalah
perilaku –perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain
:
(1)
Menu seimbang
(2)
Olahraga teratur
(3)
Tidak merokok
(4)
Tidak minum-minuman
keras dan narkoba
(5)
Istirahat yang cukup
(6)
Mengendalian stress
(7)
Perilaku atau gaya
hidup lain yang positif bagi kesehatan
b)
Perilaku Sakit
Mencakup
respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,
pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan
sebagainya, dsb.
c)
Perilaku peran sakit
(the sick role behavior)
Perilaku
ini mencakup:
(1)
Tindakan untuk
memperoleh kesembuhan
(2)
Mengenal/mengetahui
fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
(3)
Mengetahui hak
(misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
2.2 faktor – faktor
penentu perilaku
kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku.
Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1)
Faktor pembawa ( predisposing
factor ) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai – nilai dan lain sebagainya
2)
Faktor pendukung ( enabling
factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.
3)
Faktor pendorong ( reinforcing
factor ) yang terwujut di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun
petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Dari faktor – faktor di atas dapat
disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang
bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku
petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia
memang belum tahu manfaat imunisasi (predisposing factor ),.atau karena
jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari rumahnya (enabling factor )
sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat di wilayahnya tidak mau
mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor ).
Model di atas dengan jelas menggambarkan
bahwa terjadinya perilaku secara umum tergantung faktor intern ( dari dalam individu
) dan faktor ekstern (dari luar individu ) yang saling memperkuat . Maka sudah
selayaknya kalau kita ingin merubah perilaku kita harus memperhatikan faktor –
faktor tersebut di atas.
2.3
Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku
kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan
perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan
sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan
hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di
dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang
sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan
positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa
dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1)
Menggunakan kekuatan /
kekuasaan atau dorongan
Dalam
hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan
perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang
yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat
akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan
berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat
untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa
tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.
2)
Pemberian informasi
Adanya
informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara
menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang
pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang
dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang
dicapai akan bersifat lebih langgeng.
3)
Diskusi partisipatif
Cara
ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi
kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini
berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif
berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini
memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi
pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam
sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas
bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari
masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak
berguna untuk mewujutkan perubahan
yang
langgeng.
2.4 Teori –
Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahanya
Teori – Teori perilaku kesehatan
- Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
- Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia
- Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.
a)
Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )
Menurut teori ini perilau manusia
merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
1.
Antecedent
: trigger, bisa alamiah ataupun man made
- Behavior : reaksi terhadap antecedent
- Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan
banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat
tampilan makanan semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )
b)
Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya
“intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku
Niat itu sendiri ditentukan oleh :
Niat itu sendiri ditentukan oleh :
1. sikap
- norma subjektif
- pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu
yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan
oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang
diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
c)
Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan
oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors,
tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari
perilaku masyarakat
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1.
Ia tahu BAB di jamban lebih
sehat( Pf)
- Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
- Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
d)
Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )
Menurut teori ini, perilaku
kesehatan merupakan fungsi dari :
1.
Behavior intention
- Social support
- Accessibility to information
- Personal autonomy
- Action situation
B = f ( BI, SS,
AI, PA, AS )
Contoh:
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan
persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan :
1.
Tidak ada niat melahirkan di
bidan(BI)
- Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)
- Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)
- Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
- Kondisi jauh dari puskemas(AS)
e)
Teori “THOUGHT
AND FEELING” ( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku
kesehatan seseorang ditentukan oleh :
1.
Thoughts and feeling
- Personal reference
- Resources
- Culture
B = f ( TF, PR, R, C )
Contoh :
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya
keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau
karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR),
atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena
kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula
daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).
Teori – Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Teori perubahan perilaku
kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan
untuk :
1.
mengubah perilaku negatif ( tidak
sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai kesehatan )
- pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
- memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas
adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.
Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Menurut teori
ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat
berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus
semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas
pemimpin kelompok, dsb
a)
Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu
keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang
diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan
kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi
yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi
penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan
perlaku.
Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan
laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau
kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya
dia memutuskan berhenti merokok (consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
Meurut teori ini perilaku
mempunyai fungsi :
1.
instrumental
- defence mechanism
- penerima objek dan pemberi arti
- nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat
memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut.
c)
Teori Kurt Lewin (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu
keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan
pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan).
Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan
tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
1.
Kekuatan pendorong, kekuatan
penahan tetap perilaku baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta
sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit
keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas
karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya
deteksi dini kusta.
2.
Kekuatan penahan, pendorong tetap
perilaku baru
Misalnya pada contoh di atas ,
dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan
penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.
3.
Kekuatan penahan, pendorong,
perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas
dua-duanya dilakukan.